Tiongkok telah memutuskan untuk memperketat kondisi ekspor logam tanah jarang mulai 1 Desember 2025. Amerika Serikat secara aktif berusaha membujuk Beijing untuk tidak menerapkan pembatasan ini. Pertanyaannya adalah, mengapa, dan apa artinya ini bagi dunia?
Menurut berbagai prediksi, Tiongkok mengusai hingga 90% produksi logam tanah jarang global. Sumber daya ini sangat penting di sektor-sektor seperti manufaktur otomotif, elektronik, sistem pertahanan, dan dirgantara. Meskipun Tiongkok belum mengumumkan embargo ekspor penuh, retorikanya mengenai isu ini sudah membuat banyak negara waspada. Saat ini, persetujuan khusus dari pemerintah akan diperlukan untuk membeli logam ini dari Tiongkok. Masih belum jelas siapa yang akan diberikan akses dan dengan syarat apa. Satu hal yang pasti, tidak semua orang akan bisa membeli apa yang mereka butuhkan lagi.
Kebanyakan ekonom percaya bahwa Tiongkok memperkenalkan langkah-langkah ini sebagai balasan terhadap ancaman tarif dari Donald Trump dan bahwa pembatasan ini mungkin tidak berlaku secara luas untuk semua negara. Namun, tidak ada yang dikonfirmasi. Jika tujuan Beijing memang untuk membalas Trump, langkah ini bisa dimengerti. Perang dagang literal sedang berlangsung antara dua raksasa industri ini. Apa yang diharapkan Trump? Tiongkok tidak akan melawan?
Logam tanah jarang digunakan, antara lain, dalam produksi rudal Tomahawk dan jet tempur F-35. Ini berarti Tiongkok dapat, setidaknya secara teori, mengganggu produksi sistem senjata canggih tertentu di luar negeri. Para ekonom memperingatkan bahwa pembatasan ekspor yang lebih ketat dapat memengaruhi berbagai industri dan berkontribusi pada kenaikan harga elektronik dan mobil, yang berdampak pada konsumen sehari-hari.
Banyak perusahaan teknologi dilaporkan sudah mencari pemasok alternatif untuk rare earth, meskipun menggantikan semua impor dari Tiongkok dalam waktu singkat hampir mustahil. Harapan terbaik adalah bahwa Beijing dan Washington akan mencapai kesepakatan pada bulan November untuk mencegah gelombang baru guncangan ekonomi global dan ketidakstabilan harga.
Berdasarkan hal di atas, fase baru eskalasi perang dagang ini mewakili risiko global yang serius. Dunia telah menjadi semakin terfragmentasi dalam beberapa tahun terakhir, sebuah tren yang sangat dipercepat pada tahun 2025 oleh Donald Trump. Trump telah menentukan siapa yang membayar apa untuk akses ke pasar AS, dan siapa yang dapat berdagang dengan siapa dan dalam mata uang apa. Dengan demikian, banyak dari label harga yang sekarang terlihat pada barang-barang global adalah hasil langsung dari kebijakan presiden Amerika tersebut.
Berdasarkan analisis wave EUR/USD saat ini, pasangan ini terus membangun segmen tren naik. Struktur wave sangat bergantung pada berita terkait keputusan Presiden Trump, serta arah kebijakan luar negeri dan domestik dari pemerintahan AS yang baru. Tren naik saat ini mungkin akan meluas hingga area 1,25. Saat ini, kita kemungkinan sedang mengamati pembentukan wave korektif 4, yang hampir selesai dan tampak kompleks serta panjang. Oleh karena itu, saya tetap fokus pada peluang beli. Pada akhir tahun, saya memperkirakan euro naik menuju level 1,2245, sekitar Fibonacci 200,0%.
Pola wave dalam GBP/USD telah berkembang. Kita masih berada dalam segmen tren naik yang impulsif, tetapi struktur internalnya menjadi lebih kompleks. Wave 4 berbentuk koreksi tiga wave dan terbukti jauh lebih panjang daripada wave 2. Koreksi bearish tiga wave terbaru tampaknya telah selesai. Jika penilaian ini benar, pergerakan naik dalam struktur wave yang lebih luas mungkin akan berlanjut, dengan target awal di dekat angka 1,38 dan 1,40.
TAUTAN CEPAT
Hubungi kami 
