Pro akcionáře společnosti Eli Lilly to byl zklamáním naplněný týden, kdy akcie ve čtvrtek propadly o více než 11 %. V pátek však část ztrát dokázaly smazat a v současné době jsou o 3,6 % výše.
I tak však na akcie výrazně dolehly nevýrazné výsledky a prognózy farmaceutického gigantu.
UBS uvedla, že „solidní fundamentální výsledky LLY za 1. čtvrtletí 2025“ byly zastíněny rostoucími obavami ohledně cen léčiv třídy GLP-1, nižšími očekáváními společnosti v oblasti léčby obezity, stažením indikace tirzepatidu pro HFpEF a rotací „Tech-on, Healthcare-off“.
Banka dále zdůraznila oznámení společnosti Novo, že CVS Caremark upřednostní ve svých formulářích Wegovy před Zepboundem.
Pada hari Senin, mayoritas bursa saham di Asia ditutup dengan hasil positif. Dolar mengalami penurunan karena perhatian para investor beralih ke Amerika Serikat, di mana terdapat ancaman penutupan sementara pemerintah. Situasi semacam ini bisa menyebabkan keterlambatan dalam penerbitan laporan tenaga kerja bulan September dan beberapa data penting lainnya.
Presiden Donald Trump berencana untuk berjumpa dengan para pemimpin dari kedua partai di kongres pada hari Senin guna membicarakan perpanjangan dana federal. Bila tidak, pemerintah akan menghadapi kemungkinan shutdown sebagian. Hal ini coincides dengan pengenalan tarif baru di AS untuk truk berat, produk farmasi, dan berbagai barang lainnya.
Para analis mengamati bahwa awal kuartal keempat biasanya menguntungkan bagi bursa saham. Secara historis, indeks SandP 500 mengalami peningkatan hampir pada tiga dari empat fase seperti itu. Dalam perdagangan awal, kontrak berjangka pada SandP 500 meningkat sebesar 0,2%, sementara kontrak berjangka Nasdaq naik 0,3% setelah penurunan yang terjadi minggu lalu. Indeks-indeks Eropa juga dibuka dengan lebih tinggi, di mana EUROSTOXX 50, FTSE, dan DAX masing-masing meningkat sekitar 0,3%.
Salah satu pengecualian yang paling mencolok adalah indeks Nikkei Jepang, yang turun sebesar 0,8%. Meskipun demikian, pada akhir September, indeks ini masih mencatatkan pertumbuhan sebesar 5%. Para investor sedang menunggu hasil pemungutan suara internal LDP yang akan menentukan siapa perdana menteri selanjutnya dan bisa mempengaruhi strategi ekonomi negara tersebut.
Di Korea Selatan, indeks KOSPI naik 1,3%, mengamankan kenaikan bulanan sebesar 7,6%. Indeks MSCI Asia-Pasifik yang lebih luas, tidak termasuk Jepang, menguat 0,4% lagi, menutup bulan dengan kenaikan hampir 4%.
Saham perusahaan Tiongkok dalam indeks CSI300 naik 0,7% pada hari Senin. Investor menjadi lebih aktif menjelang Golden Week, yang dimulai di negara tersebut pada hari Rabu.
Pada hari Selasa, Reserve Bank of Australia akan mengadakan pertemuan kebijakan. Analis memperkirakan suku bunga tetap tidak berubah pada 3,65%. Perlu dicatat, regulator telah memangkas suku bunga tiga kali tahun ini.
Indeks dolar turun 0,2% menjadi 97,952, meskipun mata uang AS didukung oleh data makroekonomi yang kuat minggu lalu. Euro menguat menjadi 1,1726 dolar, tetap dalam rentang terbarunya antara 1,1646 dan 1,1918.
Mata uang AS juga melemah terhadap yen: kurs turun 0,4% menjadi 148,92 yen. Ini terjadi setelah dolar naik lebih dari 1% minggu lalu, bangkit dari posisi terendah September mendekati 145,50.
Untuk logam mulia, emas terus menguat dan mencetak rekor baru sebesar $3,798 per troy ounce.
Harga minyak bergerak lebih rendah karena pasokan minyak mentah dilanjutkan melalui pipa dari Kurdistan Irak ke Turki untuk pertama kalinya dalam dua setengah tahun.
Investor juga menunggu pertemuan OPEC+ yang dijadwalkan pada hari Minggu. Organisasi ini diharapkan menyetujui perluasan produksi setidaknya 137.000 barel per hari. Dengan latar belakang ini, Brent turun 0,8% menjadi $69,73 per barel, sementara WTI AS turun 0,7% menjadi $65,27.
Setelah penurunan mingguan terbesar dalam hampir tujuh bulan, indeks saham India dibuka pada hari Senin di wilayah positif. Pasar didukung oleh saham energi dan minyak & gas.
Pada pukul 10:02 waktu setempat, indeks Nifty 50 naik 0,43% menjadi 24.761,5 poin. BSE Sensex naik 0,39% menjadi 80.745,23 poin.
Minggu lalu, indeks turun 2,7%, menandai enam sesi berturut-turut kerugian. Penjualan dipicu oleh kenaikan biaya visa kerja H-1B AS dan peningkatan bea pada farmasi bermerek, yang merusak sentimen investor dan mendorong arus keluar modal.
Sektor energi naik 1,2%, sementara minyak & gas menambah 1,5%. Kenaikan didorong oleh saham BPCL dan HPCL, didukung oleh harga bahan bakar yang stabil dan ekspektasi penilaian perusahaan yang lebih tinggi.
Saham Oil India melonjak 2,2% setelah laporan penemuan gas alam di lepas pantai Kepulauan Andaman.
Saham perusahaan kecil dan menengah juga naik, masing-masing naik sekitar 0,7%.
TAUTAN CEPAT