Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, hanya ada sedikit informasi penting dari bank sentral sehingga tidak layak untuk dijadikan fokus perhatian. Praktisnya semua pidato perwakilan bank sentral tidak dapat dibedakan satu sama lain. Paling-paling, para pejabat berbicara tentang kemungkinan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut, "karena inflasi mungkin mulai meningkat." Namun, dalam banyak kasus, mereka hanya membuat pernyataan umum, bertele-tele, dan tidak jelas yang tidak memberikan kekhususan apa pun terhadap pasar.

Selain itu, pasar akan siap bereaksi terhadap informasi yang memungkinkannya mengantisipasi kejadian di masa depan. Namun kesimpulan seperti itu pun tidak dapat ditarik berdasarkan pidato para pejabat bank sentral saat ini. Misalnya, apakah ada jawaban jelas atas pertanyaan bank sentral mana yang benar-benar siap menaikkan suku bunga lagi? Tentu saja, jika inflasi mulai naik lagi dan berhenti mencapai target, maka pengetatan baru mungkin terjadi, baik di Inggris atau Amerika Serikat. Tapi tidak ada yang tahu apakah inflasi akan naik. Di Uni Eropa, angkanya sudah turun menjadi 2,4%, jadi mengapa Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga atau bahkan membicarakannya?

Di Inggris, ceritanya berbeda. Inflasi di sana jauh lebih tinggi dibandingkan di Amerika atau Uni Eropa, dan laju penurunannya cukup menggembirakan dalam beberapa bulan terakhir. Salah satu anggota Dewan Bank of England, Catherine Mann, mengatakan pekan lalu bahwa prospek inflasi yang stabil mendorong bank sentral menuju pengetatan kebijakan yang lebih kuat. Mann percaya bahwa kebijakan BoE baru-baru ini menjadi bersifat restriktif, dan tidak dapat disebut "terlalu membatasi". Dengan kata lain, tingkat suku bunga saat ini tidak dapat menjamin penurunan inflasi lebih lanjut sebesar 2,6%. Inflasi inti di Inggris bahkan lebih tinggi dan turun jauh lebih lambat dibandingkan angka inflasi umum.

Saya yakin BoE adalah bank sentral yang paling dekat untuk menaikkan suku bunga lagi. Kemungkinannya masih tidak tinggi, tetapi memang ada. Mungkin itu sebabnya permintaan terhadap mata uang Inggris tidak berkurang, meskipun gelombang 2 atau b seharusnya sudah selesai sejak lama.

Berdasarkan analisa, saya menyimpulkan bahwa pola gelombang bearish masih terbentuk. Pasangan ini telah mencapai target di sekitar angka 1.0463, dan fakta bahwa pasangan ini belum menembus level ini menunjukkan bahwa pasar siap untuk membangun gelombang korektif. Tampaknya pasar telah menyelesaikan pembentukan gelombang 2 atau b, jadi dalam waktu dekat saya memperkirakan gelombang turun impulsif 3 atau c dengan penurunan signifikan pada instrumen. Saya tetap merekomendasikan penjualan dengan target di bawah rendahnya gelombang 1 atau a. Namun hati-hati dengan short position, karena wave 2 atau b mungkin berbentuk lebih panjang. Upaya yang berhasil menembus level 1,0851 dapat menandakan penurunan instrumen.

Pola gelombang pada pasangan GBP/USD menunjukkan penurunan dalam tren turun. Yang paling bisa kami andalkan adalah koreksi. Saat ini, saya dapat merekomendasikan penjualan instrumen dengan target di bawah angka 1.2068 karena wave 2 atau b pada akhirnya akan berakhir dan kapan saja, dan bisa terjadi kapan saja. Semakin lama, semakin kuat jatuhnya. Segitiga yang menyempit merupakan pertanda berakhirnya gerakan.