Imbal hasil surat berharga pemerintah AS (U.S. Treasury) 10-tahun naik di atas 4.55%, tertinggi dalam 16 tahun. Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh sinyal dari pejabat Federal Reserve bahwa suku bunga tidak akan turun dalam waktu dekat. Saat ini, pasar menilai ada potongan suku bunga sebesar 77 poin oleh the Fed pada 2024, dibandingkan dengan 117 poin pada awal September. Di sisi lain, kemungkinan kenaikan suku bunga lainnya oleh Januari telah meningkat dari 40% menjadi 50% pada awal bulan.

Peningkatan pada imbal hasil U.S. Treasury telah mendorong pasangan EUR/USD di bawah 1.06 sejak pertengahan Maret, dan pasangan USD/JPY mendekati level tertinggi sejak Oktober 2022. Euro mendapat tekanan akibat komentar berhati-hati dari Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde, yang semakin kurang hawkish.

Fokus utamanya adalah pada Indeks Kepercayaan Konsumen U.S. Conference Board. Setelah meningkat di musim panas, kepercayaan konsumen menurun pada Agustus, dan pasar juga mengharapkan angka September akan menurun sedikit. Jika perkiraan ini terbukti benar, hal ini akan secara tidak langsung mengindikasikan penurunan risiko inflasi, yang dapat berkontribusi pada permintaan lebih lanjut untuk aset berisiko dan koreksi dangkal pada dolar, setidaknya.

NZD/USD

Ekonomi Selandia Baru tumbuh 0.9% pada kuartal kedua, mengangkat negara ini dari resesi. Meskipun pemulihan ekonomi saja tidak memberikan pemahaman yang jelas tentang bagaimana perubahan inflasi, hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa pertemuan Reserve Bank of Selandia Baru pada Oktober akan memiliki bias yang lebih hawkish, dan mungkin akan terjadi kenaikan suku bunga lainnya pada akhir tahun.

Meskipun harga minyak meningkat, yang umumnya mendukung mata uang komoditas, situasi tampak sedikit berbeda untuk Selandia Baru. Lonjakan harga bensin meningkatkan risiko inflasi dan memberikan beban utama pada rumah tangga. Dalam hal harga pertanian, yang merupakan sektor ekspor utama ekonomi, pemulihan belum secepat yang diinginkan setelah kemerosotan pada Agustus.

Lelang Global Dairy Trade minggu ini meredakan beberapa kekhawatiran sebelumnya tentang kondisi memburuk pada paruh kedua tahun. Harga naik sebesar 4.6%, mengkompensasi sekitar setengah dari penurunan harga pada Agustus. Namun, ekspor masih menghadapi penurunan profitabilitas. Menurut perkiraan RBNZ yang diperbarui, surplus rekening berjalan akan menurun menjadi 5.7% pada akhir 2025, yang masih cukup tinggi.

Defisit rekening berjalan adalah titik lemah untuk ekonomi Selandia Baru. Kebijakan moneter dan fiskal yang ketat memainkan peran penting dalam membatasi permintaan impor, namun risiko ekspor juga condong ke bawah. Defisit pendapatan primer meningkat, mencapai 2.8% dari GDP pada akhir kuartal kedua dan diperkirakan akan terus tumbuh. Spread imbal hasil mendukung dolar, yang menekan nilai tukar NZD/USD.

Posisi net short NZD meningkat sebesar $400 juta menjadi -$1.263 miliar selama minggu pelaporan, dan harga terus menurun dengan tegas.

Minggu lalu, kami mencatat probabilitas koreksi bullish yang meningkat, meskipun tren jangka panjang untuk NZD/USD tetap bearish. Kiwi telah berhenti menurun, namun tampaknya belum cukup pulih. Kiwi gagal mencapai high lokal sebelumnya sebesar 0.6009, apalagi area mid-channel sebesar 0.6030/50. Kami mengharapkan kiwi akan melanjutkan gerakan menurunnya dalam waktu dekat, dengan target terdekat adalah band bawah channel di 0.5800/20, meskipun tidak ada banyak alasan untuk penurunan yang lebih signifikan saat ini.

AUD/USD:

Indikator CPI, yang akan dirilis pada Rabu, diharapkan akan menunjukkan peningkatan inflasi tahunan dari 4.9% menjadi 5.2%, dengan harga bahan bakar sebagai penggerak utama pertumbuhan. NAB Bank memperkirakan inflasi akan mencapai 1.1% pada kuartal ketiga, yang lebih tinggi dari proyeksi Reserve Bank of Australia sebesar 0.9%. Tentu saja, indeks bulanan, meskipun meningkat menjadi 5.2% year-on-year yang diproyeksikan, tidak akan memberikan gambaran lengkap, tetapi dapat mendukung aussie hingga rilis Indeks Harga Konsumen penuh pada 25 Oktober.

Peningkatan tajam dalam upah rata-rata menimbulkan risiko dalam mendorong inflasi lebih tinggi, namun ada faktor lain yang dapat mengimbangi hal ini seperti kelemahan pasar tenaga kerja secara keseluruhan dan perlambatan pertumbuhan konsumsi. Secara keseluruhan, gambarannya lebih atau kurang sejalan dengan tujuan RBA – inflasi, meskipun lambat, menurun.

Namun, perkiraan pasar menyarankan kenaikan suku bunga lainnya pada akhir tahun. Suku bunga tinggi berkontribusi pada perlambatan ekonomi dan juga mengurangi pendapatan riil rumah tangga, yang diperlukan untuk melawan inflasi tinggi. Nilai tukar AUD akan tetap tertekan sampai siklus kenaikan suku bunga RBA berakhir, dan ada sangat sedikit alasan yang dapat mendukung perputaran bullish.

Investor semakin bearish pada AUD. Posisi net short AUD meningk at sebesar $1.146 miliar menjadi -$6.257 miliar selama minggu pelaporan, dan harga tetap di bawah rata-rata jangka panjang dan cenderung menurun.

Kami percaya bahwa periode konsolidasi tepat di atas band bawah channel akan berakhir. Target terdekat adalah level terendah lokal sebesar 0.6358, dan target berikutnya adalah 0.6280/6300. Faktor-faktor yang mendukung mata uang komoditas tidak cukup kuat untuk melawan kenaikan imbal hasil AS dalam latar belakang stabilitas ekonomi, menciptakan kondisi untuk kekuatan dolar yang luas di seluruh pasar mata uang.