Euro terus bersaing dengan Dolar AS, mencoba untuk meninggalkan level luar. Namun, upaya ini paling sering gagal. Pertumbuhan jangka pendek Euro tidak berdampak signifikan pada suasana pesimis secara keseluruhan.

Selama setahun terakhir, harga pasangan EUR/USD telah menurun sebesar 6,9%. Tautan terlemah pasangan, yang merupakan mata uang Euro, yang paling terdampak. Para ahli menyatakan bahwa Euro seharusnya tidak mengandalkan pencapaian besar tahun ini. Kelemahannya berkontribusi pada kehati-hatian berlebihan dari regulator Eropa.

Saat ini, Fed dan bank sentral lainnya telah menyatakan kesiapan untuk menormalkan kebijakan moneter sesegera mungkin. Para ahli menekankan bahwa ini sangat kontras dengan kelambanan ECB. Strategi regulator Eropa ini berkontribusi pada penurunan Euro lebih lanjut dan kenaikan inflasi.

Pasar memiliki harapan tinggi untuk perubahan yang akan datang dalam strategi Fed, yang mencakup pemotongan stimulus dan menaikkan suku bunga utama. Pasar mata uang sekarang berada di bawah tekanan dari pertumbuhan USD dan kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS. Penguatan Dolar AS mencegah Euro naik, tetapi Euro tidak menyerah.

Pertumbuhan imbal hasil obligasi pemerintah AS mendukung mata uang AS sebelum pertemuan Fed. Pada hari Rabu, memperkuat posisinya setelah kenaikan tajam dalam imbal hasil obligasi pemerintah AS. Pasar dengan gugup menunggu Fed untuk menaikkan suku bunga, dan hal ini membawa pasangan EUR/USD ke perbatasan baru.

Dalam situasi saat ini, pasangan berada di bawah tekanan bearish, sementara mata uang AS menguat di tengah kenaikan imbal hasil treasury. Pada hari Selasa, pasangan EUR/USD berhasil mencapai level 1,1400, tetapi kenaikan lebih lanjut terhenti. Para ahli menyatakan bahwa pasangan gagal untuk mengembangkan pergerakan ke atas. Pada Rabu pagi, pasangan EUR/USD diperdagangkan pada level 1,1331, mencoba untuk naik lebih tinggi, tetapi gagal.

Pada catatan lain, mata uang Eropa sedang berjuang karena memburuknya suasana pasar. Hal ini membuat Euro sulit menarik investor. Statistik ekonomi makro saat ini di UE juga tidak menambah optimisme. Laporan ZEW positif pada perekonomian Jerman tidak membantu kenaikan Euro. Dapat diingat bahwa indeks sentimen ekonomi ZEW lebih tinggi dari perkiraan dan mencapai 51,7 poin. Namun, untuk mata uang Eropa dan Amerika, ekspektasi terkait pertumbuhan USD dan pertemuan Fed mendatang, tempat masalah kebijakan moneter akan diselesaikan, kini lebih penting.

Sementara itu, para ahli mencatat meningkatnya alasan perubahan "hawkish" lebih lanjut dalam kebijakan ECB. Pasar saat ini sedang menunggu laporan inflasi di Jerman untuk tahun 2021. Berdasarkan estimasi awal, harga konsumen di Jerman akan naik sebesar 5,3% dari sebelumnya, 5,2%. Jika informasi tersebut dikonfirmasi, indikatornya akan sangat tinggi sejak tahun 1992. Akibatnya, data baru akan mengubah keseimbangan kekuatan pada pasangan EUR/USD.

Para analis meyakini bahwa pertumbuhan Euro akan moderat tahun ini. Ahli strategi mata uang meragukan bahwa Euro akan sangat menguat dan akan ada terobosan tajam. Stagnasi Euro membantunya untuk mempertahankan posisi saat ini, tetapi mencegahnya bergerak maju. Perlambatan dinamikanya difasilitasi oleh masalah di zona Euro yang terkait dengan rantai pasokan dan tekanan inflasi. Keragu-raguan ECB pada isu-isu kebijakan moneter utama juga memberikan tekanan. Para ahli percaya bahwa perubahan signifikan dalam kebijakan moneter Uni Eropa diperkirakan di akhir tahun 2022.